Ubisoft, raksasa game asal Prancis, kembali membuat gebrakan dengan proyek ambisius mereka, Assassin’s Creed Shadows. Game ini tidak hanya menjadi salah satu judul yang paling dinantikan tahun ini, tetapi juga menjadi investasi besar-besaran yang disebut-sebut bisa mencapai Rp 1,9 triliun atau sekitar 110 juta euro.
Angka ini menunjukkan komitmen Ubisoft dalam menghadirkan pengalaman open-world terbaik, sekaligus menandai tingginya ekspektasi terhadap franchise Assassin’s Creed di masa mendatang.
![]() |
Assassin’s Creed Shadows |
Skala Produksi Terbesar Sepanjang Sejarah Ubisoft
Assassin’s Creed Shadows digadang-gadang sebagai salah satu game dengan skala produksi terbesar dalam sejarah Ubisoft. Game ini mengambil latar Jepang feodal, sebuah latar yang telah lama diminta oleh para penggemar.
Ubisoft dilaporkan melibatkan lebih dari 14 studio global dalam pengembangan proyek ini, termasuk Ubisoft Quebec sebagai pengembang utama. Koordinasi lintas negara ini menunjukkan betapa kompleks dan seriusnya pengerjaan game tersebut, baik dari segi teknis, narasi, hingga elemen budaya lokal Jepang yang harus diteliti secara akurat.
Dana triliunan rupiah yang dikucurkan tidak hanya digunakan untuk pengembangan inti game, tetapi juga mencakup aspek-aspek seperti riset budaya, penangkapan gerak (motion capture), pengembangan AI karakter, hingga marketing global.
![]() |
Assassin’s Creed Shadows |
Risiko dan Potensi Keuntungan
Investasi sebesar ini tentu tidak tanpa risiko. Industri game saat ini tengah mengalami persaingan ketat dan tren fluktuatif, di mana banyak judul AAA justru gagal memenuhi ekspektasi pasar meskipun memiliki bujet besar.
Namun, Ubisoft tampaknya sangat percaya diri. Assassin’s Creed merupakan salah satu franchise paling sukses mereka, dengan lebih dari 200 juta kopi terjual sejak peluncuran perdananya pada tahun 2007. Shadows diharapkan akan mendorong penjualan ulang seri-seri sebelumnya, sekaligus memperluas ekosistem layanan live-service mereka.
Selain itu, game ini juga akan dirilis untuk PlayStation 5, Xbox Series X/S, dan PC, dengan fitur-fitur eksklusif seperti cuaca dinamis, sistem dua protagonis, dan pengaruh waktu nyata terhadap gameplay. Semua ini menunjukkan bahwa Assassin’s Creed Shadows memang dirancang untuk menjadi flagship Ubisoft dalam satu dekade ke depan.
Apakah Angka Rp 1,9 Triliun Masuk Akal?
Di dunia game modern, bujet triliunan bukan hal aneh untuk proyek AAA. Misalnya, Grand Theft Auto V dan Red Dead Redemption 2 masing-masing memiliki biaya pengembangan dan pemasaran di atas 1 miliar dolar AS. Dalam konteks ini, investasi Assassin’s Creed Shadows dinilai sebanding, apalagi jika game ini bertahan dalam jangka panjang melalui DLC, microtransaction, atau konten live-service.
Ubisoft juga kemungkinan akan memanfaatkan langganan Ubisoft+ untuk meningkatkan distribusi dan engagement dari basis pemain tanpa harus mengandalkan penjualan fisik semata.
Dengan nilai investasi yang sangat besar, Assassin’s Creed Shadows bukan sekadar game baru—ia adalah simbol kebangkitan dan transformasi Ubisoft untuk bersaing lebih agresif di era game modern. Jika proyek ini sukses secara komersial dan kritis, maka angka Rp 1,9 triliun bukanlah beban, melainkan langkah strategis yang visioner.
Kini, tinggal menunggu tanggal rilis dan melihat apakah investasi besar ini benar-benar sepadan dengan pengalaman yang ditawarkan kepada para gamer.
0 Komentar