Baru-baru ini dalam rapat pemegang saham Ubisoft, beberapa investor menyampaikan kekhawatiran bahwa game populer Valorant milik Riot Games bisa menjadi ancaman bagi penjualan judul-judul Ubisoft. Lho, bagaimana bisa sebuah game free‑to‑play FPS berdampak pada penjualan konvensional Ubisoft?
Satu pemegang saham individual selama sesi tanya jawab menyebut bahwa Valorant adalah salah satu game top lima global, dan karena banyak gamer menyukainya, mungkin ini akan mengurangi penjualan game Ubisoft yang biasanya berbayar. Ia bertanya langsung kepada manajemen:
“Valorant adalah game top 5… Jika pemain menyukainya, itu artinya ini akan menggerus penjualan Ubisoft.”
CEO Yves Guillemot dan CFO Frederick Duguet merespons dengan tegas—bahwa Ubisoft sendiri memantau pesaing di genre FPS dengan cermat.
![]() |
Ubisoft dan Valorant |
Respons Manajemen Ubisoft
Manajemen menegaskan bahwa mereka melihat peluang, bukan ancaman. Rainbow Six Siege, misalnya, kini bertransformasi menjadi game free‑to‑play agar dapat bersaing di ranah yang sama dengan Valorant. Hal ini menunjukkan Ubisoft mengambil strategi berinovasi berdasarkan aksi kompetitor, bukannya hanya terpengaruh oleh situasi pasar. CFO menambahkan inklusif:
“Kami mempelajari penyedia gratis seperti Valorant … Rainbow Six ada di peringkat 15, tujuan kami adalah top 10 atau top 5 pada akhirnya. Kami belajar dari Valorant untuk meningkatkan penawaran kami”
Mengapa Valorant Bisa Jadi Alasan Kekhawatiran?
-
Kesederhanaan dan aksesibilitas
Valorant mudah dimainkan dan hemat biaya—cukup download, tanpa biaya awal—ini membuat banyak gamer beralih dari game premium. -
Model free‑to‑play berhasil
Riot Games sukses menempatkan Valorant sebagai game FPS kompetitif yang diminati banyak orang, dengan monetisasi kosmetik tanpa membatasi isi game. -
Pergeseran preferensi pasar
Pemain saat ini, terutama kaum muda, lebih memilih game yang bisa dimainkan gratis dengan dukungan fitur live-service daripada game berlisensi tunggal.
Adaptasi Ubisoft
Sebagai respons, Ubisoft merespons dengan beberapa strategi:
-
Mengubah model Rainbow Six Siege jadi free‑to‑play, sehingga tidak kehilangan pemain ke Valorant.
-
Memperbaiki pipeline konten, memastikan game premium berikutnya tetap relevan dan eksperimental, diproduksi dengan standar tinggi.
-
Membentuk pendekatan multiplatform, termasuk live-service dan monetisasi micro‑transaction yang wajar.
![]() |
Valorant |
Apa Dampak untuk Ubisoft?
Investor khawatir bahwa Ubisoft kehilangan market share di genre FPS dan kompetisi akan lebih tajam, terutama dari perusahaan seperti Riot dan Tencent. Ubisoft sudah menghadapi tantangan dari permainan seperti Star Wars Outlaws yang performanya mengecewakan, dan obrolan soal Valorant kemudian hanya menambah tekanan ke manajemen untuk berinovasi
Kekhawatiran pemegang saham Ubisoft terhadap Valorant bukan sekadar iri, tetapi sebuah sinyal bahwa pasar game berubah cepat. Game gratis dengan ekosistem live-service telah mengubah ekspektasi konsumen. Ubisoft merespons dengan menyesuaikan model bisnis: game free‑to‑play, konten regural, serta adaptasi strategi monetisasi.
Bagi Ubisoft, ujian masa depan di genre FPS bukan hanya soal grafik atau gameplay, tetapi juga soal kemampuan untuk bertransformasi menjadi publisher yang agile dalam menghadapi tren global.
0 Komentar